Selasa, 12 November 2013

Tomy Winata: Indonesia Bisa Buat Sejarah

Wawancara CNBC
Sabtu, 20 April 2013 | 20:52




Pemilik Artha Graha Network selaku Komisaris Utama PT Graha Banten Lampung Sejahtera (GBLS) Tommy Winata melakukan pertemuan tertutup dengan Gubernur Banten Hj Ratu Atut Chosiyah dan sejumlah pejabat terkait di Pemprov Banten serta perwakilan dari bupati/wali kota di empat wilayah di Banten untuk membahas kelanjutan pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS). [SP/Laurens Dami] 


[JAKARTA] Indonesia mampu membuat sejarah dalam membangun infrastruktur untuk menghubungkan pulau-pulau yang ada. Hal itu bisa dimulai dengan membangun Jembatan Selat Sunda (JSS) yang akan menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera. 

"Saya ingin ikut membuat sejarah. Saya ingin Indonesia membuat sejarah itu. Saya yakin JSS bisa terlaksana. Jika Belanda bisa membangun dari Anyer ke Panarukan, saya ingin melanjutkan pembangunan jalan dari Anyer ke Lampung,” kata pengusaha dan pendiri Artha Graha, Tomy Winata dalam wawancara dengan televisi CNBC, Sabtu (20/4). 

Kepada Christine Tan, pewawancara CNBC, Tomy mengatakan, JSS adalah jembatan pertama yang sudah diajukan sejak tahun 2000 lalu. Setelah jaman Belanda, Indonesia tak pernah lagi membangun jaringan infrastruktur yang bagus. Padahal, Sumatera dan Jawa bisa mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. 

Pembangunan JSS tersebut juga bisa memperpendek jalur transportasi kedua pulau itu hingga dua jam. 

“Selama ini kendala transportasi kedua pulau itu sangat tinggi. Kadang bisa satu hari, kadang sampai tujuh hari. Dengan JSS ini maka aliran komoditas pertanian dan kepentingan industri itu paling lama hanya dua jam,” katanya. 

Dia menjelaskan, manfaat dari pembangunan JSS itu juga bisa didorong dengan membangun kawasan ekonomi pada kedua ujung JSS itu sendiri. 

Dalam jangka panjang, pembangunan tidak hanya sebatas Jawa dan Sumatera, tetapi juga menghubungkan semua pulau-pulau di Indonesia. 

“Mungkin setiap pulau-pulau di Indonesia bisa digabungkan. Satu adalah Jawa-Sumatera, lalu Sumatera-Bangka-Belitung-Kalimantan. Kemudian Nunukan di Kalimantan ke Sulawesi Utara, satu lagi dari Sulawesi Utara ke Maluku Utara juga bisa tersambung,” kata dia. 

Seperti diberitakan sebelumnya,  biaya pembangunan Jembatan Selat Sunda bisa mencapai US$ 25 miliar atau Rp 225 triliun. Menurut Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Lukita Dinarsyah Tuwo, kepastian biaya sesungguhnya baru akan diketahui setelah ada hasil studi kelayakan.

Proyek Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda atau lebih dikenal Jembatan Selat Sunda ini masuk dalam badan buku rencana proyek kerja sama pemerintah dan swasta atau Public Private Partnership Book 2012. Buku tersebut berisikan 58 proyek infrastruktur andalan pemerintah.

Jembatan yang menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera ini terletak di Provinsi Lampung dan Banten. Panjang jembatan ini diperkirakan 27,4 km yang melintasi Selat Sunda. Pemerintah, sambung Lukita, masih mempertimbangkan dan mengkaji berbagai model investasi untuk pembangunan proyek tersebut. [H-12]