The Aroengbinang Travelog - http://thearoengbinangproject.com
Makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik adalah makam yang kedua yang saya kunjungi dari orang yang sama. Makam pertama yang saya kunjungi adalah Makam Syekh Maulana Maghribi, nama lain dari Malik Ibrahim, yang letaknya di Cirebon. Bagaimana mungkin orang yang sama bisa memiliki dua atau tiga makam, dan mungkin lebih?
Maulana Malik Ibrahim, yang juga dikenal sebagai Sunan Gresik, adalah orang yang pertama yang dianggap berhasil menyebarkan agama Islam di tanah Jawa, ketika Kerajaan Majapahit masih berdiri. Adanya “makam” di beberapa tempat itu membuktikan pengaruh Maulana Malik Ibrahim yang menyebar luas di tanah Jawa.
Makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik ini berada di tepi Jalan Malik Ibrahim di Desa Gapuro Sukolilo, Gresik. Kompleks Makam Maulana Malik Ibrahim tampak cukup bersih dan terawat dengan baik.
Gapura berbentuk paduraksa yang menjadi salah satu jalan masuk ke dalam cungkup Makam Maulana Malik Ibrahim. Saya tidak masuk melalui gapura ini, namun meneruskan langkah ke arah kiri dimana terdapat semacam ruang pengurus, dan di sampingnya terdapat bangunan terbuka berbentuk memanjang.
Cungkup Makam Maulana Malik Ibrahim dikelilingi oleh makam-makam di area terbuka yang batu nisannya kebanyakan berwarna putih. Beberapa diantaranya diberi pagar keliling terbuat dari jeruji besi. Paving block di sekitar cungkup terlihat rapi dan terawat.
Beberapa peziarah tampak duduk berdzikir dan memanjatkan doa mengitari samping Makam Maulana Malik Ibrahim.
Kabarnya lebih dari 800 ribu peziarah datang ke Makam Maulana Malik Ibrahim setiap tahunnya. Suasana di dalam kompleks Makam Maulana Malik Ibrahim ini sangat berbeda dengan suasana di kompleks Makam Sunan Gunung Jati di Cirebon. Tidak ada petugas peminta derma. Makam sang sunan pun bisa dilihat dari jarak yang sangat dekat.
Di tengah cungkup, ada tiga makam yang bahan dan warnanya hampir sama, namun dengan ornamen dan ukuran sedikit berbeda. Di ujung kiri adalah Makam Maulana Malik Ibrahim, di sebelahnya adalah makam sang isteri Syayyidah Siti Fatimah, dan di sebelahnya lagi adalah makam sang putera, Syekh Maulana Maghfur.
Di sisi depan makam terdapat ornamen ayat-ayat al-Qur’an yang ditulis dalam huruf Arab, namun ornamen pada makam Syekh Maulana Maghfur tampak sudah terkelupas.
Pada Makam Maulana Malik Ibrahim juga terdapat tulisan dalam bahasa Arab yang berarti: “Ini adalah makam almarhum seorang yang dapat diharapkan mendapat pengampunan Allah dan yang mengharapkan kepada rahmat Tuhannya Yang Maha Luhur, guru para pangeran dan sebagai tongkat sekalian para Sultan dan Wazir, siraman bagi kaum fakir dan miskin. Yang berbahagia dan syahid penguasa dan urusan agama: Malik Ibrahim yang terkenal dengan kebaikannya. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan ridha-Nya dan semoga menempatkannya di surga. Ia wafat pada hari Senin 12 Rabi’ul Awwal 822 Hijriah.”
Sebuah lorong cukup panjang dan lebar yang berada di samping Makam Maulana Malik Ibrahim, yang tampaknya digunakan untuk menampung pengunjung ketika berlangsung acara peringatan tahunan setiap 12 Rabi’ul Awwal, sesuai tanggal wafat pada prasasti makamnya.
Pada acara haul atau khol ini dilakukan khataman Al-Quran, mauludan (pembacaan riwayat Nabi Muhammad), dan dihidangkan makanan khas bubur harisah kepada para peziarah.
Di ujung lorong ini terdapat cukungkup yang di dalamnya terdapat Makam Maulana Ishak, yang adalah saudara Maulana Malik Ibrahim, dan ayah dari Sunan Giri. Di sebelahnya terdapat Makam Syekh Maulana Makhrubi.
Kompleks Makam Maulana Malik Ibrahim yang dinaungi cukup banyak pohon-pohon kamboja dan pohon lainnya. Namun saya tidak melihat ada pohon berusia tua di kompleks Makam Maulana Malik Ibrahim ini.
Sebagian orang berpendapat bahwa Maulana Malik Ibrahim, karena disebut Syekh Maghribi, berasal dari Maghrib, Maroko, Afrika Utara. Sedangkan Babad Tanah Jawi versi J.J. Meinsma menyebut Maulana Malik Ibrahim sebagai Makhdum Ibrahim as-Samarqandy, sehingga kemungkinan ia lahir di Samarkand, Asia Tengah.
Raffles, dalam The History of Java, menyebutkan “Mulana Ibrahim, seorang Pandita terkenal berasal dari Arabia, keturunan dari Jenal Abidin, dan sepupu Raja Chermen (sebuah negara Sabrang), telah menetap bersama para Mahomedans lainnya di Desa Leran di Jang’gala”.
Namun dengan membaca baris kelima tulisan pada prasasti Makam Maulana Malik Ibrahim, J.P. Moquette menduga bahwa Malik Ibrahim berasal dari Kashan, suatu tempat di Iran sekarang. Sayang saya tidak mencari dimana tulisan ini berada.
Cungkup Makam Maulana Malik Ibrahim. Syeh Maulana Malik Ibrahim wafat pada 1419 setelah selesai membangun dan menata pesantrennya yang berada di Desa Leran, yang letaknya cukup jauh dari Makam Maulana Malik Ibrahim ini.
Makam Maulana Malik Ibrahim
Desa Gapuro Sukolilo
Gresik, Jawa Timur
GPS: -7.16018, 112.65660
Gresik, Jawa Timur
GPS: -7.16018, 112.65660
Tidak ada komentar:
Posting Komentar