oleh Renny Masmada
Pada usia peradaban lebih dari
seribu enam ratus tahun, bangsa kita terus mengalami pasang-surut tata
nilai yang sangat mempengaruhi perkembangan budaya bangsa berhadapan
dengan budaya dan peradaban bangsa lain.
Sendi-sendi budaya yang berakar pada
kekayaan religius sejak abad ke-empat telah memaknai perjalanan
peradaban bangsa pewaris tanah air yang memiliki sumber daya alam
berlimpah ini.
Namun, kekayaan alam inilah yang
kemudian justru menjadi sumber malapetaka bagi bangsa besar ini.
Kekayaan alam ini telah menggiurkan bangsa asing untuk menguasai dan
menguras isi bumi ini dengan sangat rakus. Bukan hanya itu, penjajahan
yang sangat menghancurkan tata nilai peradaban ini juga dengan sangat
signifikan telah menggerogoti kepercayaan diri bangsa, yang pada
akhirnya menenggelamkan tata nilai budaya dan peradaban warisan leluhur
selama berabad-abad.
Setelah kemerdekaan kita rebut pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa kita mulai secara perlahan kembali menyadari jati diri yang sudah lama terkubur dibunuh oleh para penjajah.
Tetapi, dalam perjalanan sejarah bangsa,
seiring dengan cepatnya kemajuan teknologi dan informasi global, bangsa
kita kembali menjadi pangsa pasar produk bangsa asing dalam bentuk
apapun. Bangsa kita menjadi sasaran empuk target pasar Negara-negara
asing. Ketergantungan pada mereka kembali menjadikan kita sebagai
bangsa terjajah yang tak mampu menghidupi diri sendiri.
Kembali kita mengalami keterpurukan di segala bidang. Kita terjajah dan tertindas kembali dalam wajah yang berbeda.
Saat ini, kita rindu akan semangat
holistik seluruh komponen bangsa untuk bangkit dari tidur panjang
berabad-abad terjajah oleh bangsa asing yang telah merampas kebebasan
kita dalam bentuk apapun.
Kita rindu pada ideologi dan falsafah
kebhinnekaan yang seharusnya mampu menjadi kekayaan termahal yang pernah
dimiliki bangsa ini, bukan hanya lambang, namun jiwa, holy-spirit yang
mampu menghadapi segala bentuk perpecahan yang sudah semakin
mengkhawatirkan ini.
Kita rindu akan pemberdayakan seluruh
potensi yang dimiliki bangsa ini bagi kemajuan, kemakmuran dan
kesejahteraan sosial seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali, secara
adil.
Kita rindu akan optimalisasi nuansa dan
perencanaan strategis Pancasila sebagai azas Negara yang konsruktif
menghadapi musuh dari manapun.
Kita rindu akan semangat intelektual
bangsa untuk berdiri sejajar dengan bangsa lain dalam segala bidang,
dengan jalan memberikan kesempatan pendidikan dan pemberdayaan SDM yang
seluas-luasnya bagi seluruh anak bangsa di seluruh pelosok tanah air.
Kita rindu akan pengembangan kebudayaan
dan peradaban secara apresiatif sejalan dengan ajaran agama yang menjadi
sila pertama landasan berpijak bangsa.
Kita rindu menciptakan hubungan yang
sangat mutualistis. Tidak saja terhadap perkembangan budaya dan
peradaban bangsa, tapi juga kualitas moral yang semakin hari semakin
majemuk dan sangat heterogen di seluruh belahan dunia ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar