Sabtu, 28 Juli 2012

Menelusuri Eksotisme Raja Ampat Papua (II)

Maya Sofia
Sabtu, 28 Juli 2012, 14:02 WIB


Raja Ampat semakin dikenal dunia sebagai tempat menyelam dan juga snorkeling. (VIVAnews/ Maya Sofia)

VIVAlife – Suara debur ombak saat menyapu perlahan hamparan butiran pasir putih dan kicauan burung yang bergema dari arah hutan hujan tropis menjadi “sarapan pagi” sehari-hari di Pulau Mansuar, Raja Ampat. Musik yang tercipta dari alam ini membuat siapapun yang mendengarkannya larut dalam suasana tentram dan damai.

Ya, Raja Ampat yang terletak di Papua Barat ini menawarkan eksotisme tak kalah menarik dari objek wisata dunia lainnya. Bagi Anda yang sudah penat dengan hiruk-pikuk kota besar, tidak perlu jauh-jauh berlibur ke luar negeri. Raja Ampat bisa menjadi pilihan tepat menghabiskan liburan bersama teman dan keluarga.

Homestay untuk Backpacker Hingga Resor
Raja Ampat memiliki beragam jenis penginapan. Mulai dari yang harganya sekitar Rp400 ribu hingga di atas Rp2 juta. Bagi para backpacker, homestay bisa menjadi salah satu pilihan tepat. Selain mendapat pengalaman berinteraksi langsung dengan kehidupan masyarakat, biaya yang harus dikeluarkan untuk menginap jauh lebih murah.

Tengok saja salah satu homestay yang terletak di Kampung Sawinggrai, distrik Mios Mansar. Dengan biaya sekitar Rp500 ribu per malam, Anda bisa menginap di sebuah pondok yang didirikan di atas laut. Harga tersebut sudah mencakup sarapan, makan siang, dan makan malam.
"Untuk homestay bisa nego karena masih punya orang lokal," ujar Kepala Bidang Promosi Pariwisata Dinas Pariwisata Kabupaten Raja Ampat Klasina Rumbekwan.

Sementara itu jika Anda adalah orang yang mementingkan fasilitas dan kenyamanan, Raja Ampat Dive Lodge, Pulau Mansuar, barangkali bisa menjadi pertimbangan. Selain dilengkapi AC dan Wi-Fi, penginapan yang pernah digunakan 200 kru televisi acara Survivor versi Perancis ini juga menawarkan suasana intim dan tenang.

Di dalam kamar misalnya, Anda tidak akan menemukan televisi seperti penginapan pada umumnya. Ingin bermain ke pantai? Cukup langkahkan kaki sejauh 5-10 meter dari kamar, Anda sudah bisa merasakan hamparan pasir putih dan air laut sejernih kristal. Untuk menginap di tempat ini, tentunya Anda harus merogoh dompet lebih dalam sesuai dengan fasilitas yang ditawarkan, sekitar US$125-315.
Homestay di Sawinggrai Raja Ampat
Raja Ampat Dive Lodge


Mencicipi Menu Khas Papua

Berkunjung ke Raja Ampat belum lengkap rasanya jika tak mencicipi hidangan khas Papua. Jika Anda tengah berada di Waisai, pastikan untuk datang ke Resto Rama.

Di rumah makan ini, Anda bisa mencicipi papeda, bubur sagu yang merupakan makanan pokok masyarakat Maluku dan Papua. Papeda pun semakin nikmat disantap dengan Kepala Ikan Kakap Kuah. Harga makanan di rumah makan ini berkisar antara Rp20 -Rp40 ribu.
Ikan Kakap KuahPapeda Raja Ampat
Jika roti selama dibuat dari tepung gandum atau tepung terigu, lain halnya di Papua. Di Kampung Sawinggrai, Raja Ampat, Anda bisa menemukan roti yang terbuat dari sagu dicampur kelapa. Tekstur roti sagu ini jelas lebih tebal dan lebih keras dari roti biasa. Bahkan agak sedikit kenyal di bagian dalam. Meski demikian, rasa roti sagu dengan campuran kelapa ini tidak mengecewakan.
Roti Sagu Raja AmpatRoti Sagu Raja Ampat


Kerajinan Sebagai Buah Tangan

Di Waisai Anda bisa menjumpai toko suvenir yang berada di pinggir Pantai Waisai Tercinta (WTC). Di toko suvernir tersebut dijual ukiran dari tulang ikan paus dengan harga sekitar Rp12,5 juta, tameng dari kayu susu Rp2,5 juta, dan topeng Raja Ampat Rp200- Rp400 ribu.

Kerajinan tangan unik Raja Ampat lainnya bisa Anda temui di Kampung Arborek. Di kampung ini dijual topi pandan hutan dengan bentuk menyerupai ikan manta. Topi yang proses pembuatannya memakan waktu 1-2 pekan ini dijual dengan harga sekitar Rp250 ribu.
Kerajinan Raja Ampat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar