Minggu, 22 April 2012

Jeffrie: Saya Ingin Terlibat Langsung dalam Perubahan Politik Tanah Air

 Sunday, 22 April 2012
Bagi Jeffrie Geovanie, Partai NasDem bukan hal baru karena dari awal dia telah terlibat Ormas Nasional Demokrat (Nasdem).

 Keinginan untuk mengubah Indonesia menjadi lebih baik membuat Jeffrie memutuskan bergabung dengan Partai Nasdem.Dia pun rela mundur dari keanggotaan DPR dan Partai Golkar. ”Kalau saya memilih Partai NasDem berarti saya memasuki medan yang benarbenar saya pahami selukbeluknya. Tidak membutuhkan proses adaptasi seperti pada saat saya pertama kali masuk Partai Golkar.Ibarat mau masuk rumah,masuk Partai NasDem seperti memasuki rumah saya sendiri,”ungkapnya dalam sebuah wawancara.

Bagi Jeffrie,sulit untuk melakukan perubahan seperti yang diinginkannya jika saat ini masih berkiprah di DPR yang secara kelembagaan menjadi perpanjangan partai politik.Dia teringat kata-kata sahabatnya,almarhum Franky Sahilatua,yang mengatakan bahwa kita sendirilah yang menentukan arah perubahan. ”Intinya saya ingin terlibat langsung dalam upaya-upaya perubahan politik yang lebih baik di Tanah Air.Kalau kita mau terlibat,ya harus intensif dan total,”kata Jeffrie. Apalagi perubahan yang diinginkan sejak bergulirnya reformasi belum menjadikan bangsa ini lebih baik.

Berkarier di dunia politik bagi Jeffrie bukan hal baru pula.Jeffrie menjadi Ketua Dewan Direktur The Amien Rais Center (ARC) sebelum bergabung dengan Partai Golkar. Dia sadar perpindahannya ke Partai NasDem bakal menimbulkan berbagai macam interpretasi.Namun,baginya yang terpenting adalah bagaimana berjuang ikut menciptakan masyarakat yang demokratis, adil,dan sejahtera. ”Kita harus terus berprasangka baik kepada publik.Karena prasangka baiklah yang akan memacu semangat kita dan modal penting untuk meraih kesuksesan,”katanya.

Kesamaan Visi Ormas dan Partai NasDem

Jeffrie mengungkapkan, Ormas dan Partai NasDem tidak identik karena dari awal Ormas Nasdem tidak diorientasikan menjadi partai.”Kalau niatnya mau dijadikan partai,tentu sangat tidak logis dan tidak etis mengajak tokoh-tokoh seperti Ahmad Syafii Maarif,Anies Baswedan, Rizal Sukma,dan tokohtokoh independen yang lain untuk menjadi deklarator.Mereka juga bersedia karena tahu Ormas Nasdem tidak untuk diarahkan menjadi partai,” tambahnya.

Meski begitu, Partai NasDem berada dalam koridor visi dan misi yang sama dengan Ormas Nasdem.Karena itu, sebagai institusi yang menjunjung tinggi demokrasi, ormas tidak mungkin meredam aspirasi para anggotanya,terutama dari kalangan anak muda yang menginginkan berdirinya partai politik. Terkait namanya yang sama, antara partai dan ormas memang tidak dilarang. Karena dalam AD/ART Ormas tak ada ketentuan yang menyebut Nasdem sebagai nama yang eksklusif.

”Malah sekarang ini secara hukum sebenarnya ormas sudah tidak boleh lagi memakai nama Nasdem.Penyebutan nama ormas yang benar harus “Nasional Demokrat”,bukan Nasdem.Karena “NasDem” sudah dihakciptakan oleh Partai,”tutur Jeffrie. Hal ini penting dikemukakan,untuk menepis kesalahpahaman publik dalam melihat Ormas dan Partai NasDem.Antara ormas dan partai ini punya hubungan yang khas.Dilihat dari proses kelahirannya, keduanya didorong karena tuntutan situasi politik yang sama.Yakni,karena desakan untuk melakukan gerakan restorasi Indonesia. Karena itu wajar jika platform dan visi-misi antara keduanya pun relatif sama.

”Jadi, mengapa saya tertarik masuk Partai NasDem karena antara ormas yang saya geluti dan Partai NasDem memiliki platform serta visi dan misi yang relatif sama,”ungkapnya. Kesamaan platform dan visi-misi ini penting agar antara keduanya bisa menjalin kerja sama yang erat dan bisa saling memanfaatkan (simbiosis mutualistis).Dalam arti Partai Nasdem bisa memanfaatkan sumber daya ormas untuk kepentingan konsolidasi,dan sebagai gerakan moral dan kebudayaan.Sebaliknya, ormas bisa memanfaatkan Partai Nasdem sebagai “kaki” agar gerakan restorasi Indonesia benar-benar berjalan di atas bumi perpolitikan nasional.

Terkait hal di atas,lanjut Jeffrie,setidaknya ada tujuh hal yang akan dikelola secara benar dalam membangun Partai NasDem.Pertama, dalam tata kelola keuangan partai politik yang kerap disebut-sebut sebagai akar terjadinya korupsi di negeri ini.Kedua,dalam membangun pola hubungan yang proporsional antara partai politik dan konstituen.Ketiga, proses rekrutmen anggota yang masif,namun tetap berkomitmen pada kualitas. Keempat,proses seleksi para kandidat yang akan ditempatkan baik di lembaga eksekutif maupun legislatif. Kelima dalam pengembangan internal partai politik terutama strategi pemenangan pemilu.

Keenam dalam mengelola konflik internal.Ketujuh dalam upaya meningkatkan fungsi dan peranan parlemen sebagai lembaga perwakilan rakyat. ”Kami yakin jika ketujuh hal dalam partai politik ini bisa dikelola secara benar, dalam arti mematuhi seluruh rambu-rambu yang telah disepakati baik dalam UU Partai Politik maupun UU Penyelenggaraan Pemilu, maka harapan untuk sampai pada tujuan terciptanya pemerintahan negara yang bersih,adil,dan sejahtera bukan hal mustahil untuk dicapai,”paparnya. ●dwi sasongko
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar